Jumat, 07 Desember 2012

Apakah LDR bisa berhasil ??

Topik ini merupakan permintaan oleh teman saya. Dia pernah berhubungan jarak jauh alias long distance relationship (LDR), namun berakhir kandas. Karena tak tahan tidak dapat bertemu muka, ngobrol bareng, jalan bareng, hingga u-know-laah (uupss… jangan negative thinking yaa…) yaitu tidak dapat melakukan kegiatan-kegiatan orang pacaran, akhirnya mereka sepakat putus. Karena itu saya mencoba membahas tentang LDR.

Beberapa teman saya yang lain ada yang sukses melakukan LDR. Bahkan berencana melanjutkan ke jenjang pernikahan *semoga*. Apa sih yang bikin LDR itu tidak berhasil??
Pertama. Kepercayaan. Itu adalah faktor yang paling penting dalam LDR. Karena tanpa itu, tidak dapat membangun hubungan lebih jauh. Banyak orang yang LDR putus di tengah jalan karena mereka saling tidak percaya dengan pasangannya masing-masing. Jadi, kalau belum ada rasa saling percaya, jangan LDR deh. Nanti sia-sia aja.
Kedua. Kejujuran. Apabila pasangan ada di kota lain, negeri seberang maupun di belahan dunia lain, sebagai pacar harus tetap memberi kejujuran. Contohlah teman saya si N. Cowoknya ada di kota lain dan dia sudah LDR selama 5 tahun. Dia tetap memberikan kejujuran ke cowoknya. Misalnya kalau ada teman kantor yang mengajak jalan (lawan jenis), dia selalu memberitahukan cowoknya dan meminta ijin. Walaupun jalan dengan cowok lain, namun N ini telah mendapat ijin dari sang pacar. Jadi hal ini tidak termasuk hitungan selingkuh. Kejujuran ini nih yang jarang ditemukan pada pasangan LDR.
Ketiga. Kesetiaan. Nah…ini nih faktor yang menyebabkan putus-nyambungnya dalam hubungan LDR. Kira-kira mampu nggak kalian menjaga hubungan dan tetap setia walaupun doi ada di luar sana?? Sebagai manusia, apabila doi jauh, pasti kita berasa kesepian, butuh seseorang untuk disisi kita dan lain-lain. Boleh-boleh aja sih mencari teman sebanyak mungkin. TAPI harus tetap setia, dan tentu saja harus didukung dengan kepercayaan dan kejujuran. Jangan sampai saling curiga satu sama lain. ‘Jangan-jangan doi di luar sana selingkuh’, ‘jangan-jangan nanti dia bosen sama aku’, ‘jangan-jangan blablablabla…’ dan masih banyak rentetan pertanyaan bagi para pasangan penganut LDR.
Faktor-faktor lainnya yang dapat membuat hancurnya LDR antara lain adalah:
1. Cemburu. Punya pacar cemburu bisa membuat kita berasa terikat walaupun jauh dari doi. Contohnya, seorang cewek lagi mau nonton sama teman-teman. Tiba-tiba doinya sms:
Cowo (Co): “Lagi dimana sayang?”
Cewe (Ce): “Lagi di bioskop yank. Mau nonton sama teman-teman.”
Co: “Siapa aja?”
Ce: “Banyak deh. Perlu disebutin satu-satu?”
Co: “Iya. Ada cowoknya ga?”
Ce: “Ada lha. Wong sama teman-teman kantor.”
Co: “Aduh..kamu ngga usah nonton deh. Apalagi kalau ada cowoknya. Nanti kamu malah mupeng khan ga ada aku disisi kamu. Filmnya film apa? Bukan film cinta2an khan? Nontonnya sama adik atau kakak kamu aja deh.”
Ce: “Beib, udh dulu ya, aku mau nonton. Protesnya nanti aja. Aku mau matiin henpon, filmnya udh mau dimulai. Bye hun.”
(Contoh diatas adalah orang yang tingkat cemburunya masih sekitar 50%)

Long Distance Relationship #LDR


Ntah karena emang jodohnya nun jauh di mato sana atau karena keadaan yang mengharuskan si dia merantau ke negeri seberang, alhasil yang namanya Long Distance Relationship a.k.a Hubungan / Pacaran Jarak Jauh tetep ada dari tahun ke tahun. *bahasanya*.
Ada yang ogah untuk LDR-an, ada kepaksa LDR dan ada yang lebih seneng LDR-an. Ada yang bilang LDR itu bisa bikin teteup mesra dan ngga bosen sementara kalu ketemu tiap hari bisa bikin bosen. Hmm.. Ngga ada kata bosan kalu cinta, kalu bosan berarti ngga cinta lagi!
:)

Ada kelebihan dan kekurangannya. Ngga boleh ngatain kalu ketemu tiap hari bisa bosan atau ngatain daripada LDR lebih baik ngga usah pacaran..
long distance relationship ~ hanamizuki 2010
KELEBIHAN
long distance relationship itu ‘punya pacar tapi masih terasa seperti single’. Teteup ada yang mantau dari jauh namun kita bisa sibuk sendiri dan terlihat ‘free’ banget!
Helda sendiri kalu deket dengan si dia, kepengennya tuh ketemuuuu terus. Tapi kalu jauh dari si dia,bisa lupa. Eitsss.. Jangan negatif dulu! ‘Lupa’ di sini dalam artian jadi lebih konsentrasi untuk mengerjakan apa yang harus jadi tugas kamu, sementara si dia di sana juga sibuk. ^^
;))
KEKURANGAN
“Yakin dia ngga ngelirik yang lain di sana? Yaa.. Kalaupun dia ngga ngelirik tapi dilirik kan?”
Pertanyaan ini bukan sekali-dua kali berdenging di telinga. Ada tantangan tersendiri untuk bisa tetep yakin dia akan tetep setia di sana. #uhuk
Kalu handphone-nya sibuk, pikiran langsung konek ke pertanyaan kecurigaan ‘dia lagi telponan sama siapa yah?”. Kalu dia ngga ngangkat, pasti langsung kepikiran de. Trus, kita satu sama lain juga jadi lebih posesif karena kita ngga bisa lihat pergaulan dia di sana.
Pun kalu bener-bener kangen ya kaga bisa langsung ketemu. Harus nunggu. #ihik #nowplaying – ‘Pacar Lima Langkah’.
intinya sih komunikasi, kesetiaan dan kejujuran serta saling percaya. Buat yang sedang LDR-an atau akan segera LDR-an, berikut tipsnya semoga aja bisa membantu. ^^
B-)

·         Komunikasi yang berKUALITAS bukan hanya KUANTITAS

Ngobrol di telpon, SMS atau Skype, BBM dan lain-lain bukan hanya dilihat seberapa seringnya tapi kualitasnya. Kalu sama-sama sibuk dan ngga bisa sering-sering komunikasi, ya penting teteup komunikasi dan bukan hanya sekadar tanya kabar atau selalu ngobrol ngalor-ngidul.
Tapi, ya, kalu kerjaan telponan, SMS-an, BBM-an mulu ya kapan kerjanya? Gimana ngumpulin modal nikah? ;p

·         Setia dan jujur serta saling percaya

Kita bisa saling cerita gimana kegiatan sehari-hari kita dan apa yang kita alami, bahkan cerita kalu ada seseorang yang mungkin mendekat. Sooo… Jangan keburu merepet ketika si dia cerita kalu ada cewek / cowok yang ngedeketin. Especially-nya buat cewe-cewe nih. Sering gitu yah ketika cowoknya cerita kalau mantannya atau yang pernah ngedeketin dia dulu atau cewe-cewe di sana nge-SMS / telpon / menggodanya – kita langsung MEREPET!
=))
Kalu kita langsung vonis si dia, itu yang bikin dia enggan cerita. Padahal uda bagus banget lho si dia mau cerita semua hal yang dia alamin, itu tandanya dia ingin kita peduli samanya.
Setia, jujur dan saling percaya itu harus sejalan. Dia setia dan jujur sama kita tentang semua hal ya kita harus percaya!

·         Tetep deket dengan keluarganya

Apakah kita sedang atau tidak sedang LDR-an dengannya, kalu kita pacaran dengan seseorang, kita juga harus siap untuk masuk ke dalam keluarga besarnya. Terlebih-lebih lagi ketika hubungan jarak jauh. Tetep deket dengan keluarganya jadi perlindungan tersendiri. Ada yang nasehatin dan mantau kita berdua.
Keluarganya pun serasa jadi pengganti dirinya di sini. Ihiiyy..
long distance relationship ~hanamizuki movie 2010
Bagi yang sedang long distance relationship-an, tetep SEMANGAT yah! Suatu saat penantian panjang dan kesabaran tersebut akan berbuah hasil kebaikan.


Longdistance Relationship identik dengan kisah pahit

Banyak orang berpikiran bahwa menjalin hubungan jarak jauh atau yang kini banyak disebut dengan istilah Long Distance Relationship (LDR) adalah hubungan yang menyeramkan, karena membutuhkan banyak nyali. Namun, tak sedikit yang berpikiran bahwa LDR justru memberikan efek positif bagi masing-masing pasangan. Berikut ini sebuah petikan wawancara yang dilontarkan pada pelaku dan mantan pelaku LDR.

Q: Sudah berapa lama menjalani LDR dan jaraknya dimana saja?
A: Rhein Fathia:3 tahun, tapi itu nggak termasuk PDKT loh ya. Kalau jarak sih, pindah-pindah selama 3 tahun ini. Bogor-Semarang, Bogor-Palembang, Bogor-Manado, dan sekarang Bogor-Tarakan (Kalimantan Timur).
Bin:22 bulan, tapi sekarang udah enggak. Antara Surabaya-Lampung.
Ankha:Baru sebentar sih, 4 tahun. Kami antara Jakarta-Malang.
Bellaluna:3 tahun tapi sekarang udah enggak. Waktu itu kami antara Bandung-Jogja, Bandung-Makassar.
Putra:4 bulan aja. Kami Jogja-Padang, tapi dia asli Blitar. Sekarang udah enggak sih.
Fajarembun: 1 tahun, itu dari awal ta'aruf ala Ayat-ayat Cinta, istriku baru naik kelas 2 Aliyah. Antara Malang-Jogja.

Q: LDR biasanya terkesan dengan sebutan Long and Desperate Relationship. Benar demikian atau memang ada kendalanya?
A: Rhein Fathia:Alhamdulillah baik-baik saja, paling sering sih awal-awal dulu. Itupun karena Indra (pacar.red) hobinya jalan sama temen-temennya. Padahal aku kan pengennya telponan, apalagi kalau pms. Hahaha.
Bin:Ongkos, haha. Tapi, kalau dia sih, dobel kendalanya. Orangnya kelewatan cuek. Kalau kangen pengen ketemu, orangnya nggak mau ambil pusing jadi jatuhnya nggak bisa komunikasi deh...
Ankha:Komunikasi. Kami jarang komunikasi, jarang telpon, cemburu juga sih. Dia lebih mentingin temennya yang deket daripada ceweknya yang jauh.
Bellaluna:Kendalanya susah komunikasi. Lagian dia juga sibuk kerja, paling cuma bisa komunikasi malem aja. Selain itu, kalau ada masalah susah diselesaiin, kan nggak enak gitu kalau diomongin di telpon aja. Belum lagi masalah ongkos, hahaha.
Putra:Susah ketemunya karena beda pulau, berat di ongkos, hehehe. Selain itu, dia juga sempet nggak mau dihubungi, jadi aku deket sama temen kampus. Pas dia tahu, malah ngambek.
Fajarembun:Kadang bosan datang. Tetapi kesabaran yang besar untuk menantikan cinta menjadi tujuan utamanya.

Q:Kalau sudah begitu, apa solusinya?
A: Rhein Fathia:Solusinya, dia kalau ada rencana jalan sama temen-temennya harus bilang beberapa jam sebelumnya, jadi aku nggak minta ngobrol. Sama juga kalau aku pengen ngobrol musti bilang-bilang sebelumnya, jadi kalau ada yang ngajak dia jalan-jalan ya nggak bisa. Kan udah janji sama aku, gitu aja sih. Lagian juga bisa komunikasi. Komunikasi bagi kami itu yang terpenting kualitasnya.
Bin:Biasanya aku selesain sendiri. Aku imbangi dia. Dia diem aku juga diem. Padahal sebenernya aku diem itu nahan emosi, tapi dia mikirnya baik-baik aja.
Ankha:Tiap dia telpon, kita refresh mau jalan terus atau nggak. Dia jarang nelpon sih, paling gitu sebulan sekali. Tapi dari situ, yang semula renggang jadi mesra lagi, hehehe.
Bellaluna:Kalau masalah komunikasi, biasanya dimusyawarahin kapan waktu buat sama-sama walaupun cuma sekedar smsan. Tapi kalau dia capek, ya nggak usah dipaksain juga. Terus kalau masalah ketemuan, kudu dijadwalin, paling nggak ya 3 bulan sekali.
Putra:Nggak ada sih, habisnya kupikir sekian bulan dia menghilang dan nggak bisa diperbaiki. LDR itu perlu nyali dan modal gede, kalau nggak punya itu jangan coba-coba.
Fajarembun:Solusinya, ya sosmed buat menghilangkan jenuh.

Q: Kalau boleh tahu, menurut kalian apa keuntungan dari LDR itu sendiri?
A: Rhein Fathia:Banyak ya. Kita bisa mempunyai banyak waktu untuk keluarga dan teman. Nggak cuma itu, kalau orang pacaran kan pengennya deketan mulu, nah itu bisa nyebabin orang lain atau teman pengen gabung jadi segan. Terus, kami juga bisa belajar lebih dewasa. Dengan LDR kita bisa lebih percaya, mempercayai dan mejaga kepercayaan dia. Yang paling seneng sih pas ketemunya, hahaha.
Bin:LDR itu bisa ngelatih kesabaran dan dibutuhkan ekstra perjuangan.
Ankha:Apa ya, kalau menurutku sih, kita jadi punya waktu buat jadi lebih baik. Lagipula kan bisa jaga dari hal-hal yang enggak-enggak, hehehe.
Bellaluna:Bisa melatih kepercayaan dan kejujuran. Pengertian juga. Lagian kalau ketemuan indah banget, hahaha.
Putra:Bisa sering-sering travelling dan menjaga dari hal-hal yang enggak-enggak, hahaha.
Fajarembun:LDR memang bukan pilihan, tapi keadaan. Mau nggak mau, suka nggak suka, harus dijalani. Semuanya dijalani sebagai cobaan dan ujian demi memetik buah cinta.

Q: Kalau kelemahannya?
A: Rhein Fathia:Kekurangannya yaa, harga pesawat mahal. Nggak bisa nemenin kalau dia sakit juga. Lagipula, menjalani hubungan itu kan perlu positive thinking, kalau mikir kekurangannya terus yang ada malah rusak, hehehe.
Ankha:Jadi sensitif, nggak pernah ngelakuin hal-hal seru kayak orang normal, kudu ekstra sabar. Kadang kalau mau nanyain dia seharian ngapain aja, jadi ngerasa gimana gitu.
Bellaluna:Kekurangannya cuman masalah berat di ongkos dan pulsa. Kalau kangen juga susah, nggak cukup kalau cuma denger suara dia aja, hahaha.
Fajarembun:Kekurangannya insyaallah nggak ada, selalu tetap bersyukur aja.

Q: Kalau boleh tahu, prinsip kalian menjalani LDR apa?
A: Rhein Fathia:Prinsip yaaa, niat, jujur, kepercayaan, pengertian, dan doa.
Bin:Komitmen dan percaya. Kalau komunikasi sih nggak begitu ya, yang penting percaya aja.
Ankha:Prinsip sih saling percaya, terbuka, dan ngomomg aja kalau bosan, jangan percaya dengan apa kata orang.
Bellaluna:Intinya sih cuma komitmen, tapi pada akhirnya aku gagal, nggak bisa pegang komitmen untuk terus sampai nikah.
Putra:Saling percaya aja, itu pun pada kenyataannya nggak gitu.

Q: Secara umum, kalian lebih senang LDR atau biasa saja?
A: Rhein Fathia:Iya, seneng LDR.
Bin:Seneng biasa aja, LDR banyak kendalanya, nggak bisa kayak pacaran pada umumnya. Single tapi nggak available kesannya.
Ankha:Ya, nggak seneng gimana, udah 4 tahun begini, hahaha
Bellaluna:Kalau aku sih, lebih seneng LDR, aku menikmati itu. Walaupun pada akhirnya putus karena masalah internal dan eksternal ya.
Putra:Nggak, mencoba untuk tidak bermain-main, konsekuensinya berat.

Q: Bagaimana dengan pesan dan tips untuk pasangan yang LDR?
A: Rhein Fathia:Jangan lebay. Biasanya pasangan LDR itu lebay, apa-apa harus laporan dengan alasan LDR dan komunikasi, jadi harus telponan mulu. Padahal nggak usah gitu. Isi waktu luang dengan banyak gaul, ikut kursus menambah wawasan, sekaligus biar bisa 'tanding' sama pacar, siapa yang lebih banyak temen dan wawasan.
Bin:Jangan cuek, luangin waktu buat ketemuan, komitmen yang bener.
Ankha:Jaga komunikasi, jangan sok-sok jaim gak butuh padahal kangen, selalu terbuka dan apa adanya. Selain itu, jaga hati dan tetep optimis kalau pasti ada ujung yang baik buat bersama.
Bellaluna:Gimana ya, aku aja nggak langgeng. Tapi intinya, komitmen yang bener, hehehe.
Putra:Kalau nggak punya nyali dan cukup uang, jangan coba-coba LDR. Selain itu, install sabar dan komunikasi, saling percaya. Katanya sih, hubungan yang berkualitas itu bukan seberapa sering berjumpa, namun apakah setiap perjumpaan diisi dengan hal yang positif?
Fajarembun: Percaya dan bersabarlah dalam menjalin cinta. Buah sabar sangatlah indah dan waktu akan membuktikannya.
Jadi, bagaimana dengan Anda, Ladies? Ternyata, menjalani LDR itu tidak seburuk dengan apa yang Anda pikirkan sebelumnya, bukan? Intinya, jika Anda dan pasangan bisa saling percaya dan menjaga kepercayaan, maka LDR akan terasa sama dengan hubungan jarak pendek. Dan yang terpenting, atur jadwal komunikasi dengan isi pembicaraan yang berkualitas agar mendapatkan manfaat juga. Semoga bisa mengambil hikmah dari hubungan LDR ya, Ladies.
(vem/tik)


Senin, 03 Desember 2012

LDR bukan Jomblo !!


Gue rada bingung kenapa setiap manusia kalau mendengar apa itu LDR dan selalu menyerngitkan kata. Seketika itu langsung merendahkan dan mengucilkan, bukan untuk menyemangati mereka. Padahal LDR kan hubungan yang suci terhindar dari kemaksiatan bagi mereka yang berpacaran dan terhindar dari keributan rumah tangga bagi mereka yang sudah menikah, gue ingin menulis ini karena gue juga mengalami apa itu kucilan dan direndahkan menjalani LDR, seperti halnya menjadi seorang jomblo semuanya serba sendiri dilakukan bedanya, memang LDR memiliki tempat sendiri karena mereka punya hubungan dan komitmen.
Menjaga hati memang sulit, mencintainya mudah, dan merindukannya hal yang paling mudah. Terkadang kita dipengaruhi oleh ucapan teman-teman, di antara teman-teman itu ada juga yang memotifasi dan ada juga yang mengucilkan, tapi memang lebih banyak yang mengucilkan hingga ada perkataan yang paling gue inget.
“LDR itu pacaran sama hape dan pacaran yang bener-bener terlihat absurd pokoknya hampir sama dengan jomblo lah” kemudian “pacaran kok jauhan ngabisin ongkos aja”, “ngapain pertahanin yang jauh kalo yang deket aja banyak yang lebih dan lebih kok” ada lagi “Hari gini masih LDR'an ?? ”.
Sempet emosi juga sama perkataan-perkataan seperti itu, orang-orang yang gak pernah merasakan LDR mereka adalah pecundang rindu menurut gue, mereka gak akan pernah merasakan rindu yang kita alamin sesakit apapun itu dan meluapkan kebahagiaan disaat detik-detik bertemu.
Dan dari pernyataan mereka itu jawaban yang sering gue bilang kemereka adalah LDR itu pilihan di mana kita harus saling setia, saling memberi kepercayaan dan pengertian. Semua bisa tertutupi dengan keterbukaan dan kejujuran memang semua tak mudah jika kita salah sedikit apa itu pengertian dll kita bisa dimakan oleh apa itu emosi apa itu kelabilan-kelabilan di kedua belah pihak yang pasti akan mudah terucap kata “putus”.
LDR itu bukan berarti jomblo yang tertunda gak sedikit kok mereka yang berujung kepernikahan tergantung dari niatan dan ekspektasi tujuan awal menjalani hubungan, hubungan yang terasa sulit mereka tak tau apa arti kedewasaan untuk saling mengerti dan memahami, LDR itu indah jika di latar belakangi oleh pengertian yang besar kedewasaan yang selalu menjadi tolak ukur untuk mengerti kesibukkan masing-masing.
Artinya LDR adalah hubungan yang legal untuk kita, banyak dari orang tua mereka (yang menjalani LDR) mendukung hubungan LDR karena orang tua akan memahami kondisi sang anak yang sedang menjalani LDR efeknya setelah bertemu dan bahagianya sang anak disaat bertemu dengan pacarnya yang jauh sehabis merantau atau sedang menuntut ilmu, di bandingkan yang ketemuan tiap hari ngapel tiap hari itu akan merugikan kas dapur orang tua karena mengurangi persediaan kopi, teh atau gula di dapur dan bagi para cowok yang punya pacar dekat kalian akan menjadi budak penjemputan gratis bagi para wanita dan mengurangi jatah jajan anda karena habis termakan bensin kendaraan. Sekian dan terima kasih.. sekali lagi gue ingetin LDR BUKAN JOMBLO YANG TERTUNDA..


Satu lagi niii

Dulu salah seorang teman di sosial media tempat saya bernaung,selalu menulis status tentang LDR.Isinya keluh kesah dia menjalani hubungan jarak jauh.Karena isi statusnya yang sangat memilukan,saya nebak ini pasti LDR nya beda negara dan benua.Tapi kenyataanya dia ini LDR-an cuman beda kota yang jaraknya cuman 100 KM.Asli kurang kerjaan!
Nah kemaren-kemaren ini ada lagi yang ngegalau di facebook gara-gara LDR-an.Kali ini LDR nya emang lumayan jauh.Si ceweknya di Indonesia trus cowoknya di Amerika.Sebagai pemerhati masalah jomblo dan LDR,saya terpanggil buat menghibur dia.Iseng, dia saya ajak chat :
Saya : yang sabar yaa…
Korban LDR : udah nggak kuat lagii :(
Saya : ah cemenn.. masa segitu doang pake nggak kuat
Korban LDR : heh! kamu bisa bilang gitu kan kamu nggak ngerasain! :(
Saya : ah belum ada apa-apanya dibanding saya
Korban LDR : emang kamu LDR juga?
Saya : iye..
Korban LDR : emang pacarnya dimana?
Saya : di Neptunus..Pacar saya seekor alien.. dia ke bumi sekali 75 tahun.. karena nggak punya pesawat,dia numpang komet Halley..
Korban LDR :  T_T
Setelah percakapan mengharukan itu,dia nggak pernah lagi keliatan bikin status galau gara-gara LDR di beranda saya.Bukan karena dia malu sama penderitaan saya,tapi karena saya udah diremove jadi temen dia.
Kalau dipikir-pikir,tingkat penderitaan pelaku LDR dijaman sekarang yang udah canggih ini,nggak ada apa-apanya dibanding LDR jaman dulu disaat alat komunikasi masih minim.Sekarang bisa telponanan,skype-an dan lain-lain.Kalau jaman dulu cuman secarik surat yang bisa diandelin.Itupun kalau dikirim sekarang,nyampenya bulan depan.Saya nggak bisa bayangin betapa jerihnya pelaku LDR jaman dulu.Betapa beratnya beban rindu yang harus ditanggung.Tapi kalau dibandingankan,cinta orang jaman dulu jauh lebih kuat dan tulus dari cinta jaman sekarang.Salah satu buktinya,jaman dulu yang namanya cerai itu masih jarang,itupun kadang rujuk lagi.Kalau sekarang cerai itu gampang banget dijadiin solusi.Dulu sebelum cerai mikirnya bisa 100 kali.Sekarang bilang cerai itu udah kayak gerak reflek aja.
Balik lagi tentang masalah LDR,kalau dikelompokkan,LDR itu ada dua.Ada yang LDR nya dari awal dan ada LDR dadakan.Yang LDR nya udah dari awal seharusnya nggak mengeluh lagi karena udah tau resiko dan galaunya LDR.Nah buat yang dadakan ini yang agak berat.Setelah sekian tahun bersama tiba-tiba karena satu lain hal,mereka harus berpisah untuk jangka waktu yang mungkin akan sangat panjang.
Salah satu contoh kasus yang dialami teman saya,adalah LDR dadakan.Mereka harus berpisah karena si cowok dipindah tugaskan ke pulau seberang.Mereka ini belum menikah jadi wajar saja kekuatan cintanya masih labil.Awal LDR-an sih mereka masih santai.Bulan pertama masih telponan,smsan,BBM-an.Bulan kedua Skype-an.Bulan ketiga mulai curiga-curigaan.Akhirnya bulan keempat mereka santet-santetan.Yaa.. begitulah kalau nggak siap buat LDR-an apalagi kalau dua-duanya punya sifat cemburuan.
Jadi intinya buat yang masih pacaran dan ada potensi terjadinya LDR,mending buruan nikah deh.Dan buat yang LDR sedari awal,harus mikir juga apa mungkin mau LDR terus? sampai kapan?